Sabtu, 24 Juli 2010

Profesi, Profesional, dan Profesionalisme

A. Pendahuluan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik serta hidayah kepada kita. Yang memberikan kita beribu kenikmatan baik kesehatan, iman dan ikhsan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas halaqoh ini dengan baik dan lancar tanpa halangan suatu apapun. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman gelap gulita ke zaman terang benderang seperti sekarang ini, dan semoga kita tergolong umat yang mendapatkan syafaat di yaumul kiyamah nanti.
Dalam masyarakat yang terrbuka, maksudnya yang para anggota dapat menerima kedatangan anggota dari masyarakat lain, baik dari satu atau lebih dari satu masyarakat, maka akan terjadilah apa yang akan disebut dengan kontak bahasa. Bahasa dari masyarakat yang menerima kedatangan akan saling mempengaruhi dengan bahasa masyarakat yang datang. Hal yang sangat menonjol yang bisa terjadi dari adanya kontak bahasa ini adalah terjadinya atau terdapatnya apa yang disebut bilingualisme, dengan berbagai macam kasusnya, seperti interferensi, integrasi, alih kode dan campur kode.
Berbicara tentang bahasa tentunya kita tidak akan lepas dengan linguistik, linguistik, istilah linguistik berasal dari bahasa : Inggris : Linguistics, Prancis: Lingistique, dan bahasa Latin : Lingua. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa sebagai bahasa.
Dalam linguistik bahasa Indonesia terdapat 4 kajian pokok tentang hal ini.
Pertama fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan bunyi-bunyi bahasa. Fonologi terbentuk dari kata fon = bunyi dan logi = ilmu
Kedua morfologi ialah bidang kajian linguistik yang membahas tentang kata seluk beluk kata.
Ketiga adalah Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu “sun” yang berarti “dengan” dan kata “tattein” yang berarti “menempatkan”. Secara etimologi sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata / kalimat.
Keempat Semantik merupakan salah satu bidang linguistik yang mempelajari tentang makna.
Dalam hal ini kita akan membahas salah satu kajian linguistik yaitu morfologi.

B. Pembahasan

Kata morfologi berasal dari bahasa Belanda morphologi, bahasa Inggris morphology yang mana terdiri dari dua suku kata yaitu morf: bentuk dan logy, logie: ilmu. Dalam linguistik umum istilah morfologi diartikan sebagai salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan seluk-beluk di dalamnya. Macam-macam kata dalam bahasa indonesia ada banyak salah satunya adalah kata serapan. Macam-macam kata serapan terbagi menjadi 4 yaitu:

1. Adopsi
Adopsi ialah pemakaian bahasa mengambil bentuk dan makna bahasa asing atau daerah secara mutlak
Contoh : Dari Bhs Sansekerta : Aneka, Asrama, Budaya
Dari Bhs Arab : Abjad. Adil, Akal
Dari Bhs Parsi : Bandar, Daftar, Istana
Dari Bhs Tamil : Kolam, Kuli, Onde – onde
Dari Bhs China : Cawan, Kecap.
Dari Bhs Belanda : Atlas, Bom, Kalender
Dari Bhs Inggris : Dialog, Fatal, Filter.

2. Adaptasi
Adaptasi ialah Pemakaian bahasa/ mengambil bahasa asing lalu menyesuaikannya dalam ejaan yang berlaku
Contoh : Logic Logica Logika
Fanatic Fanatik

3. Terjamahan
Terjamahan ialah Pemakaian bahasa mengambil konsep dari bahasa asing kemudian mencari padanannya dalam Bahasa Indonesia.
Contoh :
Overlap = tumpang tindih
Try Out = uji coba
Pilot Project = proyek rintisan

4. Kreasi
Kreasi ialah Pemakaian bahasa mengambil konsep dari bahasa asing / daerah kemudian dikreasi lagi.
Contoh :
Check Out = Keluar
Check In = Masuk
Effective = Hasil guna
Spare Parts = suku cadang
Kata profesi, profesinal maupun profesinalisme secara sekilas memang Nampak hampir sama, namun ada perbedaan sedikit antara ketiganya.

a. Kata Profesi berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti menunjukan suatu bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, tertentu).
Misalnya: Guru, Dokter, Perawat

b. Kata profesional berasal dari bahasa inggris ialah kata yang bersangkutan dengan profesi; dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, serta mengharuskan adanya pengujian kepadanya.
Contoh: Cris John seorang Petinju profesional.
Ibuku mengajar dengan profesional

c. Kata profesionalisme juga berasal dari bahasa inggris yang mempunyai arti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yg merupakan ciri suatu profesi atau orang yg profesional.
Contoh: perusahaan kecil perlu ditingkatkan dulu profesionalismenya di waktu sekarang
Profesionalisme guru Indonesia perlu ditingkatkan

C. Penutup

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa kata profesi, profesional maupun profesionalisme mempunyai kaitan yang erat. yaitu profesi mempunyai arti menunjukan suatu bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan keahlian, professional yang bersangkutan dengan profesi; dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, serta mengharuskan adanya pengujian kepadanya. profesionalisme juga berasal dari bahasa inggris yang mempunyai arti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yg merupakan ciri suatu profesi atau orang yg profesional.

Daftar Rujukan

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Badudu, J.S. 2003. Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Kompas

Kamis, 01 Juli 2010

FUNGSI DAN TUGAS ILMU PENGETAHUAN

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan

Kata ilmu (B. Indonesia) berasal dari bahasa Arab, a’lama yang berarti pengetahuan. Kata ini sering disejajarkan dengan kata science yang arti dasarnya pengetahuan.
Pengetahuan (B. Indonesia) semakna dengan kata knowledge (B. Inggris). Kata ini sering diartikan sebagai sejumlah informasi yang diperoleh manusia melalui pengamatan, pengalaman (empiri) dan penalaran (rasio). Pengetahuan tentu berbeda dengan ilmu atau science terutama dalam pemakaianya. Ilmu lebih menitikberatkan pada aspek teoretisasi dan pengujian.
Oleh karena itu, kebenaran ilmu dapat digeneralisasi, karena ia diperoleh melalui sejumlah penelitian dan pembuktian, sedangkan pengtahuan belum dapat digunakan untuk proses generalisasi karena ia tidak menurut penelitian dan pengkajian lanjutan.
Ada yang mengartikan bahwa Ilmu Pengetahuan adalah Kumpulan pengetahuan yang benar disusun dengan sistem dan metode untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat diuji/diverifikasi kebenarannya.
Ilmu pengetahuan terdiri dari 2 kata, yaitu “Ilmu” dan “Pengetahuan” yang masing-masing mempunyai identitas sendiri-sendiri.
Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori. pendapat diantaranya, yaitu :
 Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang hati.
 Decrates, ilmu pengetahuan merupakan serba budi.
 Bacon dan David Home, bahwa pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin.
 Immanuel Kant, pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman.
 Teori Phyroo, mengatakan bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.
Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi, pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Pengetahuan merupakan suatu kata yang digunakan untuk menunjukan apa yang diketahui oleh seseorang tentang sesuatu. Menurut Rapar, ilmu pengetahuan senantiasa memiliki subyek, yakni yang mengetahui, karena tanpa ada yang mengetahui tidak mungkin ada ilmu pengetahuan. Jika ada subyek pasti ada pula obyek, yakni sesuatu yang ihwalnya diketahui atau hendak diketahui. Tanpa obyek, tidak mungkin ada ilmu pengetahuan.

B. Sumber Ilmu Pengetahuan

Sumber pengetahuan yang menjadi kajian pada kali ini adalah aspek-aspek yang mendasari lahirnya ilmu pengetahuan yang berkembang dan mungkin muncul ditengah kehidupan umat manusia masa lalu dan masa kini. Pentingnya mengkaji sumber ilmu pengetahuan didasarkan atas: 1) Adanya perbedaan pandangan dikalangan filosof dan saintis tentang apa yang menjadi sumber ilmu; dan 2) perbedaan itu ternyata berkonsekwensi pada berbedanya paradigma yang dianut oleh masing-masing komunitas mmasyarakat dalam memandang dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan.
Dikalangan filosof dan saintis Muslim berkembang sebuah pemikiran bahwa sumber utama ilmu pengetahuan adalah wahyu yang termanifestasi dalam bentuk al-Qur’an dan sunnah Nabi. Tentu selain sumber empiris-yang faktual/induktif dan rasional/deduktif.
Berbeda dengan sumber ilmu dalam islam, dikalangan filosof dan saintis barat, sumber ilmu pengetahuan dibatasi hanya pada dua sumber utama. Kedua sumber ilmu pengetahuan yang ada di komunitas masyarakat terakhir ini adalah pengetahuan yang lahir atas pertimbangan rasio (akal/deduksi) dan pengetahuan yang dihasilkan melalui pengalaman (empiris/induksi). Sumber pengetahuan yang mendasari kebenaran pada pengalaman ini diistilahkan dengan empirisme, sedangkan kebenaran yang pertimbangannya pada rasio dikenal dengan istilah rasionalisme.
Mengenai sebab-musabab pengetahuan, juga bersangkutan erat dengan masalah sumber-sumber pengetahuan. Dikenal ada beberapa sumber, yaitu kepercayaan berdasarkan tradisi, adat-istiadat dan agama; kesaksian orang lain; pancaindran (pengalaman); akal, pikiran; dan intuisi.

C. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan yang bagaimanakah yang membedakan antara pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan lainnya? Jawaban dari pertanyaan ini adalah tidak dapat secara langsung dituturkan, melainkan kita harus melihat terlebih dahulu persoalan yang sesungguhnya yang membedakan ilmu dari pengetahuan lainnya.
Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah menurut The Liang Gie mempunyai lima ciri pokok, yaitu:
1. Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.
2. Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.
3. Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi.
4. Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.
5. Verifikatif, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pu juga.

Van Meslen mengemukakan ada delapan ciri yang menandai ilmu, yaitu sebagai berikut:
1. Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dala penelitian (metode) maupun harus (susunan logis).
2. Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab ilmuan.
3. Universalitas ilmu pengetahuan.
4. Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistori oleh prasangka-prasangka subjektif.
5. Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan.
6. Progresivitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung pertanyaan baru dan menimbulkan problem baru lagi.
7. Kritis, artinya tidak ada teori yang definitif, setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru.
8. Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan praktis.

D. Fungsi Ilmu Pengetahuan

Sir Richard Gregori mengatakan bahwa ilmu pengetahuan itu tidak dimaksudkan untuk mendirikan atau merobohkan suatu bagian tertentu dari kepercayaan atau iman, tetapi hanya untuk menguji dengan kritis apa saja yang datang kepadanya di dalam dunia wajar dan untuk mengakui dengan jujur.
Descartes, seorang sarjana ilmu pegetahuan yang membedakan antara nyawa dengan badan, berkata bahwa mempelajari ilmu pengetahuan agar suapaya mengetahui bagaimana membedakan antara benar dan palsu hingga sejelas-jelasnya.
R.B.S. Fudyartanta, dosen psikologi di Universitas Gajah Mada, menyebutkan ada empat macam fungsi ilmu pengetahuan, yaitu:
1. Fungsi Deskriptif: menggambarkan, melukiskan dan memaparkan suatu objek atau masalah sehingga mudah dipelajari oleh peneliti.
2. Fungsi Pengembangan: melanjutkan hasil penemuan yang lalu da menemukan hasil ilmu pengetahuan yang baru.
3. Fungsi Prediksi: meramalkan kejadian-kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga manusia dapat mengambil tindakan-tindakan yang perlu dalam usaha menghadapinya.
4. Fungsi Kontrol: berusaha mengendalikan peristiwa-peristiwa yang tidak dikehendaki.
Tegasnya fungsi ilmu pengetahuan ialah untuk kebutuhan hidup manusia di dalam berbagai bidangnya.

E. Tugas Ilmu Pengetahuan

Jaman dulu orang cukup bisa hidup dengan pengetahuan langsung atau pengetahuan sehari-hari. Sekarang dan masa yang akan datang, manusia hanya akan bisa hidup dan mengembangkan kehidupannya dengan ilmu pengetahuan praktis yang mampu menciptakan teknologi mutakhir yang tepat guna (dengan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam ilmu pengetahuan teoritis murni dan filsafat). Dengan demikian ilmu pengetahuan praktis semakin memberikan sifat khusus kepada manusia dewasa ini. Adapun tugas ilmu pengetahuan yaitu antara lain Pertama : adalah dorongan ingin tahu (curiosity) yang dimiliki oleh semua manusia normal Kedua : adalah keinginan praktis dari pengetahuan yang diperoleh dari perenungan dan penyelidikan-penyelidikan. Dalam terminology ilmiah tugas-tugas ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut:
1. Tugas Exsplanatif/tugas mengadakan Explanation (tugas menerangkan gejala-gejala alam). Tujuan pokok dari penyelidikan-penyelidikan ilmiah tidak semata-mata untuk melukiskan (menggandakan deskripsi) gejala-gejala melainkan juga menyediakan keterangan-keterangan tentang gejala-gejala itu.
2. Tugas Prediktif/tugas mengadakan prediction (tugas meramal kejadian-kejadian alam dimasa depan)
3. Tugas Kontrol atau tugas mengadakan Kontrol (Tugas mengendalikan peristiwa-peristiwa yang bakal datang) Ilmu pengetahuan tidak hanya bertugas membeberkan kejadian-kejadian dan menyediakan hukum atau dalil untuk meramalkan kejadian-kejadian dimasa depan, tetapi juga bertugas mengontrol kejadian-kejadian yang makin banyak jumlahnya, yang dimaksud dengan mengontrol atau mengendalikan adalah mempermainkan kondisi-kondisi untuk menimbulkan kejadian-kejadian yang diinginkan.


Daftar Rujukan

Anshari, Endang Saifuddin. Ilmu, Filsafat & Agama. Bandung: PT Bina Ilmu.

Sumarna Cecep. 2006. Filsafat Ilmu: Dari Hakikat Menuju Nilai. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu & Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksar.

Suhartono Suparlan. 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Soetriono dan SRDm Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.

http://www.skripsi.org/forum/viewtopic.php?f=10&t=57. Di akses pada hari rabu tanggal 11 Februari 2010.

http://alawy.ngeblogs.com/2009/12/26/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/. Di akses pada hari rabu tanggal 11 Februari 2010.