Sabtu, 22 Januari 2011

THE SQUARE MAN IN THE SQUARE HOLE

Sepintas, adagium ini menjelaskan satu hal; profesionalitas. Menjalankan tugas dan pekerjaan atas bidang dan kemampuan profesi. Franz Magnis-Suseno (1999;146) dalam buku filsafat dari konteksnya menjelasakan bahwa profesioanal selalu mengacu pada salah satu bidang pekerjaan atau tugsas. Profesionalitas betrarti melakukan sesuatu sebagai tugas pokok, sebagai ‘’profesi’’, jadi bukan sebagai hobi.
Dengan demikian kata profesionalitas sebagai sekaligus menyindir pada keahlian. seotang profesiinal mesti ahli dibidangnya. Menurut Badan Kepegawaian Negara, 2004, konsep profesionalitas mempunyai yaitu:

• Menguasai bidang pengetahuannya
• Komitmen pada kualitas
• Dedikasi pada kepentingan masyarakat
• Keinginan untuk membantu masyarakat

Lebih lanjut, Suseno menjelaskan, kata profesional termasuk kata-kata yang diliputi sebuah image. Profesional itu berbau sukses, dia itu orang yang kompeten dan efisien, dengan kemampuan untuk bekerja keras, tetapi sekaligus menikmatinya, jadi yang kerasan dalam pekerjaan (suatu paham yang membedakannya secara radikal dari manusia kelas-kelas atas zaman dulu; orang suka malas-malasan, santai-santai, seenaknya, alon-alon waton klakon bukan seorang profi. Seoarang profesional selalu sibuk, namun bisa menguasai situasi dan kondisi. Out put nya sesuai dengan dengan standar internasional (the state of art).
Profesionalisme juga mensugestikan bahwa orangnya bersifat pragmatis, tidak dipengaruhi dalam profesinya oleh pandangan- pandangan religius atau ideologis. Ia seoarang yang melakukan pekerjaannya denagn tak terganggu oleh hubungannya dengan keluarga, oleh masalah-masalah pribadi, percaya diri (self confidence).
Profesionalisme juga dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang sangat mendukung akan meningkatkan seseorang untuk berkarya. Karena suatu keberhasilan tidak luput dari pengaruh lingkungan, baik tempat tinggal, masyarakat maupun yang lainnya. Apabila lingkungan itu kurang cocok untuknya maka akan menghambatnya dalam meraih apa yang dia inginkan. Inilah yang dimaksud dengan in the square hole tersebut.
Penjelasan di atas adalah salah satu bagian penjelasan adagium yang dibicarakan pada saat ini. Adagium ini bisa jadi juga menisyaratkan satu pengertian tentang integritas. Istilah integritas ini berasal berasal dari kata integer dan integrity; dua istilah yang agak sulit ditemukan padanannya dalam bahasa Indonesia. Integritas adalah satu sifat dasar tang dimiliki seseorang yang utuh dalam arti bahwa kepribadiaanya tidak terkotak-kotak melainkan bahwa ia bersikap dan bertindak sebagai dirinya sendiri, konsekuen dan sama dalam pelbagai dimensi kehidupan menurut suatu pola kepribadian yang tidak dibuat-buat, apakah itu dalam begaul, pekerjaan, dalam kegiatan politik dsb.
Orang integer adalah orang yang jujur, lugu meskipun tidak naif dan polos, asli berdasarkan kekuatan kepribadian yang tidak memaksanya terus menerus menyembunyikan wajahnya yang sebenarnya.
Jadi disini dapat di simpulkan maksud dari ’’the square man in the square hole’’ adalah seorang yang profesional berada dalam lingkungan, kawasan atau ranah yang profesional pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar